Sekilas Tentang Tana Toraja
23:01
By
Unknown
Serba-Sarbi Toraja
1 komentar
Images By : Photoshop Pia Toraja |
Sawah-sawah terasering yang hijau, tumbuh-tumbuhan dan rumpun-rumpun bambu dilatarbelakangi oleh pegunungan biru. Rumah-rumah tradisional, tongkonan, berdiri megah di sela-sela pemandangan nan indah ini. Rumah-rumah yang berdekorasi unik ini dengan atapnya yang khas adalah pusat dari semua ritus-ritus "aluk todolo" sejak nenek moyang Tana Toraja; mulai dari menyimpan dari hasil panen di dalam lumbung, "alang", sampai dengan penyembelihan hewan kerbau yang dianggap suci dalam sebuah upacara kematian. Keindahan Tana Toraja juga tercermin pada penduduknya. Walaupun mereka sudah menganut agama Krisaten atau pun muslim, masih ada yang menggabungkan kepercayaan agama-agama itu dengan kepercayaan peninggalan nenek moyangnya yang kadangkala berbau mistis. Dengan identitas etnis yang dimiliki, orang Toraja dengan senang hati menyambut siapa saja yang ingin menyaksikan kebudayaan mereka.
Tana Toraja adalah sebuah wilayah di pedalaman di mana penduduknya menanam padi, kakao, cengkeh dan yang terutama kopi. Kopi Arabika dari Tana Toraja sudah sejak lama dikenal sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Ketika musim kemarau tiba, sekitar bulan Juni sampai dengan September, ketika anak-anak memasuki masa liburan, atau ketika panen telah selesai, maka dimulailah kegiatan upacara "rambu solo' ", sebuah ritual upacara kematian warisan leluhur. Selama masa tersebut, rantepao berubah menjadi sebuah tempat persinggahan wisatawan yang utama, baik nusantara maupun manca negara.
Makale sebagai ibukota Kabupaten adalah daerah padat penduduk, tetapi wilayah-wilayah lainnya masih terhitung memiliki populasi yang sedikit. Wilayah-wilayah yang terpencil sebagian besar mengalami kekurangan tenaga-tenaga produktif. Mereka telah merantau ke daerah-daerah lain bahkan ke luar negeri untuk belajar atau mencari nafkah. Pendapatan yang mereka peroleh dari perantauan ditambah dengan hasil-hasil pertanian di Tana Toraja sendiri menjadikan daerah ini sebagai wilayah yang cukup sejahtera. kekayaan yang dimiliki antara lain digunakan untuk membiayai pelaksananaan upacara-upacara adat, antara lain upacara kematian, di mana banyak kerbau dan babi yang dikorbankan dan banyak orang yang diberi makanan.
Tana Toraja memiliki budaya yang unik dalam lingkungan alam nan indah. Globalisasi dan pariwisata mungkin berdampak nagi kehidupan, tetapi jika kita masuk ke wilayah-wilayah yang agak terpencil , maka akan dijumpai kehidupan yang masih tradisional, yang belum banyak berubah sejak puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu.
Gambaran Geografis dan Administratif Daerah Tana Toraja
Daerah Tana Toraja terletak di wilayah pegunungan tengah provinsi Sulawesi Selatan. Daerah ini memiliki luas 3.207,77 km2 atau sekitar 5 % dari luas keseluruhan Sulawesi Selatan. Secara administratif , sejak Juni 2008, Tana Toraja telah resmi mekar menjadi dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utara. Kabupaten Tana Toraja beribu kota di Makale dan Kabupaten Toraja Utara beribu kota di Rantepao.
Kabupaten Tana Toraja dipimpin oleh seorang Bupati dan Wakil Bupati. Bupati Tana Toraja saat ini adalah Theofilus Allorerung, S.H. dan wakil Bupati adalah Dra.Adelheid Sosang, M.Si.
Gambaran Pariwisata Kabupaten Tana Toraja
Salah satu sektor unggulan di Kabupaten Tana Toraja adalah pariwisata. Sejak tahun 1970-an, Tana Toraja sudah mulai banyak dikunjungi oleh wisatawan, baik nusantara maupun manca negara. Sampai dengan saat ini, meskipun angka kunjungan mengalami penurunan, Tana Toraja masih tetap menjadi tujuan wisata utama khususnya di Provinsi Sulawesi selatan.
Secara resmi, ada sekitar 25 lokasi obyek wisata unggulan Kabupaten Tana Toraja yang di antaranya berupa obyek wisata budaya, obyek wisata alam dan obyek wisata minat khusus. Namun demikian, masih banyak tempat-tempat lain di Tana Toraja yang tidak kalah menariknya dan patut untuk dikembangkan. Obyek wisata yang paling populer di Kabupaten Tana Toraja antara lain Lemo dan Kambira.
Beberapa Festival Budaya Toraja juga menjadi daya tarik tersendiri dari pariwisata Tana Toraja. Tercatat Festival Budaya tahunan yang rutin dilaksanakan setiap bulan Agustus untuk memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI, Hari jadi Tana Toraja dan Hari Jadi Kabupaten Tana Toraja. Pada tahun 2006, sempat dilaksanakan Festival "Toraja Mamali' " yang digagas oleh beberapa tokoh Toraja. Dan sejak tahun 2008, Festival "Lovely December" rutin dilaksanakan sebagai bagian dari promosi pariwisata Sulawesi Selatan dan Tana Toraja.
Nice blog :)..jangan lupa juga mampir ke http://arfinztemzha.blogspot.co.id/
ReplyDeleteSalam dari anak toraja :)