Membuat Tipografi Sederhana
Apa itu tipografi???Tipografi merupakan sebuah seni menata, mengatur dan menghias teks untuk menciptakan kesan tertentu pada pembacanya.Dan kali ini, saya akan share tutorial seni tipografi pertama saya dengan Photoshop pada sobat.Di sini, kita akan membuat sebuah tipografi bertemakan Bhinneka tunggal ika.Di sini saya hanya menggunakan berbagai font type bawaan Windows saya, tidak ada stock-stock khusus yang diperlukan.
PREVIEW HASIL AKHIR
Step 1
Pertama-tama, buat lembar canvas baru pada Photoshop.Klik File > New, atur Widht: 1200 Pixels dan Height: 750 Pixels, Resolution: 72, Color Mode: RGB, dan Background Contents: Transparent.Rename layer menjadi Background
Step 2
Gunakan Paint Bucket Tool (G), dan isi background dengan warna #0c0c0c seperti berikut,
Step 3
Setelah itu, buat layer baru di atas layer Background.Rename menjadi Radial Gradient.Klik Brush Tool (Gunakan soft brush dengan size: 500 pixels, Oppacity: 100%, foreground color: #757575).Klik pada bagian tengah layer Radial Blur.Ubah Oppacity layer Radial Gradient menjadi 15%, Mode: Normal sehingga akan nampak seperti berikut,
Step 4
Buat tulisan INDONESIA dengan Horizontal Type Tool (T), di sini untuk tulisan INDONESIA saya menggunakan font Stencil, Size: 190 Pixels, Color: #ffffff.Letakan tulisan tepat di tengah-tengah tampilan gambar.Lalu ubah Oppacity-nya menjadi 35%
Step 5
Langkah selanjutnya, buat berbagai tulisan nama-nama suku di Indonesia (Bisa dilihat di Wikipedia) dengan Horizontal Type Tool (T), gunakan berbagai ukuran dan jenis font yang berbeda-beda agar menarik.Dan berikut adalah proses penataan teks yang saya lakukan
Step 6
Setelah di rasa cukup, tekan Ctrl+Klik kiri pada semua layer nama-nama suku, kemudian klik kanan, klik Rasterize Type, kemudian Merge semua layer nama-nama suku (Klik kanan > Merge Layers).Rename layer menjadi Suku
Step 7
Kemudian klik pada layer INDONESIA, klik menu Select > Load Selection > Ok.Maka akan muncul garis seleksi pada teks INDONESIA.
Klik kembali layer Suku kemudian tekan Ctrl+J.Setelah itu, muncul layer Suku copy.Tekan kembali Ctrl+J pada layer Suku, letakan layer Suku copy 2 di bawah layer suku.Kemudian klik menu Filter > Blur > Motion Blur, atur Distance: 15 dan Angle: 0, klik OK (ini untuk Layer Suku copy 2)
Step 8
Sekarang tahap finishing, klik kanan layer Suku > Blending Option > pilih Color Overlay, Mode: Normal dan ubah warna menjadi #a1a5a6 > Klik OK.Kemudian ubah Oppacity layer Suku menjadi 20%, layer Suku copy 2 10% dan layer Suku copy 1 biarkan tetap 100%.Terakhir ubah Mode layer INDONESIA menjadi Overlay
Selesai, berikut adalah hasil akhirnya.Sobat dapat menambahkan sendiri tulisan di atas dan di bawah tipografi INDONESIA
Read more
Mayat Berjalan Di Sillanan
Konon disebuah gua di desa Sillanang sejak tahun 1905 telah ditemukan mayat manusia yang utuh, tidak busuk sampai sekarang. Mayat itu tidak dibalsem seperti yang dilakukan orang-orang Mesir Purba bahkan tidak diberi ramuan apapun. Tapi bisa tetap utuh.
Menurut pendapat Tampubolon, kemungkinan ada semacam zat digua itu yang khasiatnya bisa mengawetkan mayat manusia. Kalau saja ada ahli geologi dan kimia yang mau membuang waktu menyelidiki tempat itu, agaknya teka teki gua Sillanang dapat dipecahkan.
Di samping mayat yang anti busuk, ada pula mayat manusia yang bisa berjalan diatas kedua kakinya, bagaikan orang hidup yang tidak kurang suatu apapun. Kalau mau dicari juga perbedaannya, ada, tapi tidak begitu terlihat. Konon menurut Tampubolon, sang mayat berjalan kaku dan agak tersentak-sentak.
Dan dalam perjalanan itu ia tidak bisa sendirian, harus ditemani oleh satu orang yang hidup yang mengawalnya, sampai ketujuan akhir yaitu rumahnya sendiri. Mengapa harus demikian?
ceritanya begini. Orang-orang Toradja biasa menjelajah daerahnya yang bergunung-gunung dan banyak ceruk itu hanya dengan berjalan kaki. Dari zaman purba sampai sekarang tetap begitu. Mereka tidak mengenal pedati, delman, gerobak atau yang semacamnya. Nah dalam perjalanan yang berat itu kemungkinan jatuh sakit dan mati selalu ada.
Supaya mayat tidak sampai ditinggal didaerah yang tidak dikenal (orang Toradja menghormati roh setiap orang yang meninggal) dan juga supaya ia tidak mengusahkan manusia lainnya (akan sangat tidak mungkin menggotong terus-menerus djenazah sepandjang perdjalanan jang makan waktu berhari-hari), maka dengan satu ilmu gaib, mungkin sejenis hipnotisme menurut istilah jaman sekarang, mayat diharuskan pulang berjalan kaki dan baru berhenti bila ia sudah meletakkan badannya didalam rumahnya sendiri.
Read more
|
Images By : Photoshop Pia Toraja |
Tana Toraja dikenal sebagai " tanah para raja " atau orang di bagian selatan Tana Toraja menyebut " orang dari dataran tinggi di utara". Tana Toraja terletak dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Letaknya kurang lebih 328 km dari ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar, di daerah pegunungan bagian tengah (LIHAT PETA ). Dengan ketinggian 300 s.d 2880 meter di atas permukaan laut Tana Toraja memadukan kesegaran dan kesejukan. Suhu udara yang berkisar 16 s.d 28 derajat Celcius memberikan kesempatan untuk beristirahat dan memulihkan kesehatan.
Sawah-sawah terasering yang hijau, tumbuh-tumbuhan dan rumpun-rumpun bambu dilatarbelakangi oleh pegunungan biru. Rumah-rumah tradisional, tongkonan, berdiri megah di sela-sela pemandangan nan indah ini. Rumah-rumah yang berdekorasi unik ini dengan atapnya yang khas adalah pusat dari semua ritus-ritus "aluk todolo" sejak nenek moyang Tana Toraja; mulai dari menyimpan dari hasil panen di dalam lumbung, "alang", sampai dengan penyembelihan hewan kerbau yang dianggap suci dalam sebuah upacara kematian. Keindahan Tana Toraja juga tercermin pada penduduknya. Walaupun mereka sudah menganut agama Krisaten atau pun muslim, masih ada yang menggabungkan kepercayaan agama-agama itu dengan kepercayaan peninggalan nenek moyangnya yang kadangkala berbau mistis. Dengan identitas etnis yang dimiliki, orang Toraja dengan senang hati menyambut siapa saja yang ingin menyaksikan kebudayaan mereka.
Tana Toraja adalah sebuah wilayah di pedalaman di mana penduduknya menanam padi, kakao, cengkeh dan yang terutama kopi. Kopi Arabika dari Tana Toraja sudah sejak lama dikenal sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Ketika musim kemarau tiba, sekitar bulan Juni sampai dengan September, ketika anak-anak memasuki masa liburan, atau ketika panen telah selesai, maka dimulailah kegiatan upacara "rambu solo' ", sebuah ritual upacara kematian warisan leluhur. Selama masa tersebut, rantepao berubah menjadi sebuah tempat persinggahan wisatawan yang utama, baik nusantara maupun manca negara.
Makale sebagai ibukota Kabupaten adalah daerah padat penduduk, tetapi wilayah-wilayah lainnya masih terhitung memiliki populasi yang sedikit. Wilayah-wilayah yang terpencil sebagian besar mengalami kekurangan tenaga-tenaga produktif. Mereka telah merantau ke daerah-daerah lain bahkan ke luar negeri untuk belajar atau mencari nafkah. Pendapatan yang mereka peroleh dari perantauan ditambah dengan hasil-hasil pertanian di Tana Toraja sendiri menjadikan daerah ini sebagai wilayah yang cukup sejahtera. kekayaan yang dimiliki antara lain digunakan untuk membiayai pelaksananaan upacara-upacara adat, antara lain upacara kematian, di mana banyak kerbau dan babi yang dikorbankan dan banyak orang yang diberi makanan.
Tana Toraja memiliki budaya yang unik dalam lingkungan alam nan indah. Globalisasi dan pariwisata mungkin berdampak nagi kehidupan, tetapi jika kita masuk ke wilayah-wilayah yang agak terpencil , maka akan dijumpai kehidupan yang masih tradisional, yang belum banyak berubah sejak puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu.
Gambaran Geografis dan Administratif Daerah Tana Toraja
Daerah Tana Toraja terletak di wilayah pegunungan tengah provinsi Sulawesi Selatan. Daerah ini memiliki luas 3.207,77 km2 atau sekitar 5 % dari luas keseluruhan Sulawesi Selatan. Secara administratif , sejak Juni 2008, Tana Toraja telah resmi mekar menjadi dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utara. Kabupaten Tana Toraja beribu kota di Makale dan Kabupaten Toraja Utara beribu kota di Rantepao.
Kabupaten Tana Toraja dipimpin oleh seorang Bupati dan Wakil Bupati. Bupati Tana Toraja saat ini adalah Theofilus Allorerung, S.H. dan wakil Bupati adalah Dra.Adelheid Sosang, M.Si.
Gambaran Pariwisata Kabupaten Tana Toraja
Salah satu sektor unggulan di Kabupaten Tana Toraja adalah pariwisata. Sejak tahun 1970-an, Tana Toraja sudah mulai banyak dikunjungi oleh wisatawan, baik nusantara maupun manca negara. Sampai dengan saat ini, meskipun angka kunjungan mengalami penurunan, Tana Toraja masih tetap menjadi tujuan wisata utama khususnya di Provinsi Sulawesi selatan.
Secara resmi, ada sekitar 25 lokasi obyek wisata unggulan Kabupaten Tana Toraja yang di antaranya berupa obyek wisata budaya, obyek wisata alam dan obyek wisata minat khusus. Namun demikian, masih banyak tempat-tempat lain di Tana Toraja yang tidak kalah menariknya dan patut untuk dikembangkan. Obyek wisata yang paling populer di Kabupaten Tana Toraja antara lain Lemo dan Kambira.
Beberapa Festival Budaya Toraja juga menjadi daya tarik tersendiri dari pariwisata Tana Toraja. Tercatat Festival Budaya tahunan yang rutin dilaksanakan setiap bulan Agustus untuk memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI, Hari jadi Tana Toraja dan Hari Jadi Kabupaten Tana Toraja. Pada tahun 2006, sempat dilaksanakan Festival "Toraja Mamali' " yang digagas oleh beberapa tokoh Toraja. Dan sejak tahun 2008, Festival "Lovely December" rutin dilaksanakan sebagai bagian dari promosi pariwisata Sulawesi Selatan dan Tana Toraja.
Read more
Bentang Alam Toraja
Tana Toraja terletak di tengah-tengah pulau Sulawesi, salah satu pulau besar berbentuk bintang laut di antara Pulau Kalimantan (Borneo) dan Papua, Indonesia.
Geografis
Secara Geografis, Tana toraja berada pada 2° 40' LS sampai 3° 25' LS dan 119° 30' BT sampai 120° 25' BT
Bukit, lembah, dan gunung batu mendominasi alam toraja yang ditumbuhi hutan dan persawahan. Mata air dari toraja mengalirkan banyak sungai-sungai ke daerah pesisir Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.
Iklim & Cuaca
Tana Toraja beriklim tropis. Musim hujan terjadi pada bulan Oktober - Maret sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan April - September. Perubahan iklim dunia dan pengaruh pemanasan global sedikit mempengaruhi pola iklim di Tana Toraja dalam satu dekade terakhir, namun pola dan masa tanam padi yang hampir seluruhnya mengandalkan air hujan tetap belum berubah. Curah hujan tertinggi biasanya terjadi pada Desember hingga Januari.
Terdapat juga daerah yang hampir selalu terselimuti kabut sepanjang hari di perbatasan dengan daerah Teluk Bone.
Fauna & Flora
Anoa, babi rusa, dan burung maleo adalah binatang khas pulau sulawesi, namun hanya babi rusa dan anoa yang sempat dicatat pernah ditemukan di Toraja. Itupun saat ini sulit memastikan keberadaan satwa langka tersebut di wilayah Tana Toraja.
Orang toraja beternak babi, ayam kampung, dan kerbau dimana terdapat varietas kerbau belang (albino) yang hingga saat ini dipercaya hanya lahir dan besar di Tana Toraja. Burung elang, bangau, dan kakaktua juga pernah hidup bebas di Tana Toraja namun kini populasinya semakin terancam.
Read more